Sabtu, 26 November 2011

Hati Yang Sunyi

Ketika malam menghangatkan jiwaku yang rapuh..
Ketika bintang menenmani jiwaku yang gelisah..
Separuh hatiku menghilang entah kemana..
Menghilang bersama angin yang membawaku pergi..
Nyanyianmu membuat hatiku penuh kepedihan..
Tarianmu membuat hatiku penuh keperihan..
Aku bertanya tak ada yang menjawab..
Karna langit tak mendengarkanku..
Karna bulan tak menyapaku..

Hatiku resah.. hatiku bimbang..
Tak ada yang peduli..
Segenggam pasir mencoba menghiburku..
Tenanglah.. tenang..
Namun kegundahan menghampiriku..
Hingga ia pun mengambil ketenanganku..

Ketika fajar mulai berbicara..
Ketika burung-burung mulai menyapaku..
Kesepian merampas hatiku..
Kesunyian mendekap hatiku erat-erat..
Hingga selamanya hatiku tak akan kembali..

Alunan Senandung Rindu

Senyum merekah yang kau tunjukkan..
Membelai indah sepoian angin di kala malam..
Dengan indah kau sambut malam ini..
Memeluk bintang yang paling bersinar..
Serta mendekap bulan dengan manisnya..

Sepintas bayangan membuatku tersipu..
Seakan mengitari seluruh pikiranku..
Aku termenung diam..
Merasakan dinginnya malam ini..
Membuka mata hati tentang bayangan itu..

Kerinduan yang kurasa..
Mengalun seperti melodi di gitarku..
Bersama dengan perasaanku dan kegelisahanku..
Ku menatap langit yang seakan bertuliskan namamu..

Kerinduan yang kupendam..
Bersenandung klasik mengikuti serpihan nadaku..
Berirama menelusuri jiwaku..
Menggapai mimpi bertemu denganmu..
Kau yang ku rindukan..

Gejolak Kepedihanku

Malam sepi dengan sebuah bayangan hitam dan gelap..
Secarik masa lalu yang mencuat menggundang dendam..
Mengusik amarah dan emosiku..
Menerkam erat rasa sakit yang tiada tara..
Ingin ku membakar rayuanmu yang membawa kebohongan..

Kau yang dulu indah sekarang buruk..
Mengalahkan iblis jahanam dengan paras pangeran baik..
Menggujam hati yang sudah tercabik menjadi serpihan sakit..
Kau tak lebih buruk dari pembunuh..
Membunuh mental, perasaan dan pikiran orang tak bersalah..
Membuat seorang yang mulia menangis perih..

Tak ingatkah kau saat dulu jatuh??
Akulah yang membangkitkanmu memandang masa depan..
Tujuh belas bulan tak kau anggap keberadaanku dengan cinta..
Tak kau hiraukan perasaan yang sudah kau tusuk..
Pedihnya hati ini ketika kau hanya ingat dengan satu nama..
Sebuah nama yang kau pendam entah sampai kapan..

Kini kau hanya menyisakan luka termanis..
Ketulusanku menyayangimu takkan terganti..
Itulah aku.. hati yang tersakiti..
Kepedihan yang bergejolak rindu dan perih..